4 Peristiwa Penting di Bulan Jumadil Akhir, Nomor 4 Bikin Sedih



FLP Kab. Sukabumi - Hari ini dalam bulan hijriah, kita sedang berada di bulan Jumadil Akhir. Bulan di mana terdapat empat peristiwa penting yang mengisi sejarah peradaban Islam. 

Di 60 hari sebelum bertemu dengan Ramadan 1445 Hijriah, kita akan melewati bulan Jumadil Akhir, Rajab, dan Sya’ban terlebih dahulu. Ketiga bulan tersebut ternyata memiliki peristiwa penting loh.

Khusus di bulan Jumadil Akhir, berikut kami rangkumkan empat peristiwa pentingnya sebagai berikut:

Kelahiran Sayyidah Fatimah Az-Zahra 

Sayyidah Fatimah Az-Zahra merupakan putri Nabi Muhammad shollallohu alaihi wassalam dan Bunda Siti Khadijah Radhiyallahu Anha. Beliau menikah dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan melahirkan Hasan dan Husein.

Ibunda Hasan R.A dan Husein R.A terkenal di dunia Islam karena kedekatannya statusnya sebagai anak dari Rasulullah Saw dan melahirkan keturunan Nabi. 

Lahir di Makkah, 20 Jumadil Akhir, 18 tahun sebelum hijrah Nabi, Fatimah adalah putri bungsu Rasulullah setelah Zainab, Ruqayyah, dan Ummu Kulsum. Saudara laki-lakinya, Qasim dan Abdullah, meninggal muda.

Kisah Fatimah R.A pendukung perjuangan ayah dan suami, membangkitkan inspirasi. Meskipun putri yang disegani, ia tetap rendah hati. Dari pernikahannya dengan sayyidina Ali, Fatimah memiliki empat anak, Hasan, Husein, Zainab, dan Ummu Kulsum, yang semuanya disayangi Rasulullah. Meski ada kehilangan dengan kematian Muhsin, Fatimah Az Zahra tetap menjadi teladan utama.

Wafatnya Abu Bakar Ash-Shidiiq

Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan salah satu As-Sabiqun Al-Awwalun (pionir Islam, orang yang pertama masuk Islam). 

Tak hanya menjadi sahabat Rasulullah saw, Ayah dari Siti Aisyah ini  juga melanjutkan perjuangan Islam sebagai Khalifah setelah wafatnya Nabi dan menjadi pemimpin Islam (Khalifah).

Sebelum memeluk Islam, Abu Bakar hidup sebagai pedagang pada zaman jahiliyah. Kepindahannya ke Islam terjadi setelah mengalami mimpi unik di Syam, di mana ia melihat matahari dan bulan dalam pangkuannya. Dalam mimpi tersebut, Khalifah ini mengambil keduanya dengan lembut, memeluk di dadanya, dan mengenakan jubahnya kepada matahari dan bulan.

Abu Bakar meninggal pada Senin malam, 21 Jumadil Akhir tahun ke-13 H atau 22 Agustus 634 M, pada usia 63 tahun, sama seperti Nabi Muhammad Saw.

Wafatnya Harun Al Rasyid

Pada bulan September 786 M, Harun Ar-Rasyid diangkat sebagai khalifah dalam usianya yang sangat muda, yaitu 23 tahun. 

Ia mengambil alih jabatan khalifah setelah kematian saudaranya, Musa al-Hadi. Dalam menjalankan pemerintahan, Harun Ar-Rasyid dibantu oleh Yahya bin Khalid dan keempat putranya.

Puncak kejayaan Daulah Abbasiyah terjadi selama pemerintahan Harun ar-Rasyid. Sebagai khalifah yang taat beragama, dermawan, dan salih, ia sering turun ke jalan-jalan pada malam hari untuk mengetahui keadaan rakyat. 

Meskipun memiliki jabatan tinggi, Harun Ar-Rasyid tetap ingin melihat langsung dan membantu kaum lemah.

Pada tanggal 3 Jumadil Akhir, Harun ar-Rasyid meninggal pada usia 44 tahun (beberapa berpendapat 45 tahun), usia yang terbilang muda untuk seorang pemimpin negara.

Setelah memerintah selama sekitar 23 tahun, beliau wafat di Thus (kini Masyhad, Iran) saat memimpin pasukan untuk menghadapi pemberontak yang dipimpin oleh Rafi’ bin Al- Laist. Pemberontak tersebut berupaya memisahkan Samarkand dari Dinasti Abbasiyah.

Namun, sebelum tiba di tujuan, Harun ar-Rasyid telah meninggal dunia akibat infeksi pencernaan. Kondisinya semakin diperparah karena terlalu banyak memikirkan suksesi kepemimpinannya, yang menyebabkan pola makan yang tidak teratur sampai-sampai perutnya harus dililit sutra.

Perang Jamal

Perang Jamal adalah perang yang sangat sedih untuk diceritakan. Bagaimana tidak, perang yang terjadi di bulan Jumadil akhir 36 Hijriah mempertemukan pasukan yang dipimpin oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan pasukan yang di situ ada Siti Aisyah Radhiyallahu Anha

Makin sedih ketika kita tahu bahwa dua dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga juga syahid pada perang ini. Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam.

Perang Jamal adalah perang yang terjadi karena fitnah yang sangat besar. Yang berperang bukanlah Sayyidina Ali dengan Siti Aisyah. Melainkan para pasukan yang sudah termakan fitnah dari provokasi yang dilakukan oleh musuh Islam. Naudzubillah.

Jauh semenjak Nabi Muhammad saw. masih hidup, beliau suatu ketika pernah bersabda kepada Sayyidina Ali:

حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْفُضَيْلُ يَعْنِي ابْنَ سُلَيْمَانَ ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي يَحْيَى ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ مَوْلَى بَنِي جَعْفَرٍ، عَنْ أَبِي رَافِعٍ , أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ لِعَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ: " إِنَّهُ سَيَكُونُ بَيْنَكَ وَبَيْنَ عَائِشَةَ أَمْرٌ"، قَالَ: أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ:" نَعَمْ" , قَالَ: أَنَا، قَالَ:" نَعَمْ"، قَالَ: فَأَنَا أَشْقَاهُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ:" لَا، وَلَكِنْ إِذَا كَانَ ذَلِكَ، فَارْدُدْهَا إِلَى مَأْمَنِهَا" .  

Husain bin Muhammad berkata : Hadits al-Fuzail artinya Ibnu Sulaiman, beliau berkata : Muhammad bin Abi Yahya, dari Abi Asma Mawly Bani Ja'far, atas wewenang Abi Rafi', bahwasannya Rasulullah SAW kepadanya, berkata kepada Ali bin Abi Thalib: Siapa kamu? Dan di antara ``Aisyah', dia berkata: "Aku, ya Rasulullah." Dia berkata: " "Tidak", dia berkata: "Saya." Beliau menjawab: “Tidak, namun jika demikian, maka wajib baginya untuk selamat.”  

Musnad Ahmad no 27198


Wallohu 'Alam


Referensi 

NU Online

Sidogiri media 

Tebuireng online 

wikishia.net

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url