Nikmat Tuhanmu Manakah yang Engkau Dustakan



Banyak orang sesungguhnya terlahir dengan ketidak sempurnaan, tetapi mereka mampu melanjutkan hidup dengan baik dan menginspirasi banyak orang

Dari sekian banyak orang yang terpuruk karena keadaan, banyak juga yang berusaha bangkit dan merangkai hikmah dengan perjuangan. Salah satunya adalah cerita pribadi yang ditulis oleh Teh Salsabilla Else, sangat menginspirasi! baca yuk

Nikmat Tuhanmu Manakah yang Engkau Dustakan

Bagi sebagian orang, orang tua sangatlah penting. Baik di awal kehidupan bahkan sampai akhir dari kehidupan selanjutnya. Tetapi tidak sedikit orang yang menganggap kehadiran orang tua hanyalah untuk menautkan sebuah nama di belakang namanya.

Tidak penting dia ada atau tidak dalam hidupnya. Namun apapun itu, sebagai seseorang yang masih diberikan kesempatan untuk memiliki dan bertemu dengan orang tuanya. Tetaplah harus bersyukur untuk satu dua atau bahkan lebih, karena telah mendapatkan kesempatan ini. Karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan bertemu dengan kedua orang tua dan berbakti kepada mereka. 

Perpisahan dengan Orang tua

Terlahir dari sebuah keluarga yang sederhana, dibesarkan oleh kakek dan nenek sejak terlahir. Perpisahan kedua orang tua, membuat kehidupan ini sulit untuk dijalani. Melewati banyak hal dalam kehidupan tanpa orang tua bukanlah hal yang mudah. 

Sering kali ada air mata membanjir ketika melihat seseorang bercengkrama dan bercanda mesra dengan orang tuanya. Tertawa bahagia.

Tentu saja perlu kekuatan untuk mempertahankan perasaan ini. Perlu kesabaran dan pengorbanan yang besar untuk bertahan melaluinya. Meski dalam sebuah kekecewaan, sakit dan patah hati yang menyeruak dalam dada. 

Awalnya, perpisahan itu mengecewakan, menyakitkan dan menghancurkan impian hidup. Seolah tidak ada harapan dalam hidup ini. Tidak ada kesempatan untuk meraih bahagia yang semestinya. Tidak berguna dan tidak berarti apa-apa. Cita-cita hanyalah angan tanpa diwujudkan. Akan tetapi, suatu hari pemikiran buram dan kosong itu melebur dan seketika digantikan dengan merajut banyak impian dan harapan di masa depan. 

Menjadi Motivasi

Latar belakang keluarga dan tua menjadi motivasi utama untuk mewujudkan semua impian dan cita-cita. Berusaha membuktikan kepada orang tua, bahwa anak yang terbuang oleh orang tuanya berhak mendapatkan hak dan posisi yang layak dalam keluarga dan masyarakat. Berusaha membuktikan kepada orang tua, bahwa anaknya terlahir bukan suatu kesalahan dan kesia-siaan. Melainkan sebuah anugerah dari Tuhan. 

Jika hari ini orang bisa melihat sosok diri, dengan sebuah nama dan tiga huruf di belakang namanya. Memiliki gelar dan meraih impian menjadi sarjana. Bukan hanya diri sendiri yang bangga, tapi orang tua itu sendiri. Diakui anak oleh orang tua, dihormati dan dihargai. Semua karena Dia, Allah semata. Mencoba tersenyum di tengah kadar dingin akibat over dosis.  

Ini menjadi cambuk bagi mereka yang hidup dengan orang tua dan mendapatkan tempat layak di sisi orang tuanya. Bahwa di dalam kehidupan ini mereka manfaatkan sebaik-baiknya. Hadir atau tidak orang tua di sisinya, bukanlah penghalang untuk meraih sebuah kesuksesan.

Kepergian orang tua bukan untuk ditangisi, bukan untuk dibenci apalagi disesali. Kehadiran mereka untuk disyukuri dalam keadaan apapun. Ya, bersyukur atas segala keadaan dan kehidupan yang Tuhan berikan.

Tuhan Tidak akan Menguji diluar Batas Kemampuan Hambanya

Bukankah Tuhan tidak akan menguji di luar batas kemampuan hambanya? Artinya, Tuhan tahu bahwa kita yang menjalani proses kehidupan ini sanggup melewatinya. Bukankah setelah ini kita akan naik kelas?  Ya, mendapatkan nilai tertinggi dan level kelas terbaik di sisi Tuhan. 

Nikmat Tuhan mana lagi yang akan engkau dustakan?  Allah mengulang hingga 31 kali dalam surah Ar-Rahman. Ayat ini, bukan Allah ingin mengungkit kebaikan-Nya atau sekadar menunjukkan kesanggupan seseorang.

Maka Nikmat Tuhanmu Manakah yang Engkau Dustakan?

Pertanyaan ini dalam. Bahasa Arab dikatakan sebagai “taukid” atau penekanan. Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Hanya menekankan kepada manusia bahwa semua kenikmatan telah Allah berikan. Tetapi sedikit sekali bagi orang-orang bersyukur atas nikmat Allah. Tidak berprasangka buruk dan menerima dengan lapang dada atas takdir-Nya. 

Bukankah pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering?  Dalam kalimat ini, orang berusaha menjelaskan bahwa takdir telah ditetapkan. Maka jangan takut kehilangan cinta seseorang, jika cinta-Nya jauh lebih mengagumkan. 



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url