Nussa Rara Radikal? Kok bisa?

Nussa The Movie
imdb.com

Oleh : Ibrahim Dutinov

Jagat Twitter, sebagai salah satu sosial media yang menjadi favorit banyak orang (termasuk tokoh publik) untuk mengemukakan pendapat singkatnya tentang suatu hal.

Yang menarik di Twitter adalah ketika suatu topik menjadi trending dan dibicarakan  banyak orang. Pada dasarnya orang di Twitter berhak untuk membalas, meneruskan (retweet) dan memberikan tanda suka (emoticon love) untuk apapun yang orang tweet.

Salah satu topik yang trending belakangan ini adalah tweet dari tokoh publik bernama Denny Siregar terkait Film Nussa The Movie yang sedang meluncurkan trailer perdananya 

Denny seolah mengatakan di tweetnya bahwa kartun Nussa dan Rara ini berbau budaya Arab, radikal dan merupakan propaganda HTI karena berkaitan dengan Ust Felix Siauw.

Tweet tanggapan Denny Siregar

Sebelumnya, sebagai produser film tersebut. Angga Dwimas Sasongko dengan bangga mempersembahkan trailer perdana Nussa The Movie.

Dalam trailer yang berdurasi 122 detik tersebut, terlihat jelas bahwa grafis yang ditampilkan sudah sangat rapi dan enak untuk ditonton, asli nggak bakal kalah dengan Film luar negeri.

Menceritakan konflik antara Nussa dengan teman sekelasnya yang baru. Mereka akan bersaing dalam kompetisi yang sama yaitu kompetisi robotik. 

Biasanya di dalam serial Nussa yang tayang di YouTube, selalu diselipkan soal nilai luhur keislaman, sopan santun, dan adab. Termasuk salah satunya pernah membahas tentang toleransi.

Nussa Radikal?

Balik lagi ke masalah Nussa dikatakan radikal, merupakan propaganda, dan baju yang digunakan merupakan budaya Arab. 

Kami menilai bahwa perkataan tersebut tidak lebih dan tidak kurang karena merasa dengki dengan film tersebut. Atau justru dengki dengan tokoh yang dianggap ada dibalik film—Ust Felix Siauw— seperti diketahui Denny pernah bersitegang dengan Ust Felix ketika berada pada satu panggung di Indonesia Lawyer Club yang diadakan TV One.

Kedengkian tersebut lantas seharusnya tidak digunakan untuk menghukum film bagus yang bakal tayang di Indonesia.

Kami yakin bahwa kehadiran Film Nussa The Movie ini akan mendatangkan banyak nilai positif untuk keluarga Indonesia.

Seperti yang dirasakan oleh Dea Selvi Asari - Sekretaris FLP Kab. Sukabumi

"Kita akui menghafal 99 nama baik Allah (Asmaul Husna) itu bukan hal yang sangat mudah. Namun, Anak-anak kami di Raudhatul Athfal dan Pengajian selalu membacakan Asmaul Husna yang diversikan oleh Nussa dan Rara.  Akibatnya Mereka lebih cepat mengingat dan selalu melantunkannya juga di rumah.

Setelah mendengar berita tak baik tentang film itu, ada perasaan kesal dalam hati. Kenapa film menginspirasi nilai-nilai islami itu dipandang tidak baik. Padahal film ini berpotensi besar mengimbangi aplikasi-aplikasi yang membawa pengaruh buruk pada kebiasaan dan aktivitas anak. 

Itulah kenapa Nussa dan Rara harusnya tetap di pertontonkan, dengan harapan dapat melekatkan nilai-nilai keislaman pada diri penonton, terutama anak usia dini"



Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url