CARA MENJADI PENULIS ALA JONRU

Cara menjadi penulis ala Jonru


Di antara banyak cara menjadi penulis yang ditulis di media, kali ini penulis bernama Helwa Assyauqi akan membagikan pengalamannya selama mengikuti pelatihan menulis ala Jonru. Ituloh penulis kritis yang pernah viral.

Pertanyaan terkait judul tulisan ini kerap kita temukan sepanjang sejarah dunia literasi. Ingin menulis, tapi bingung. Ingin menulis, tapi takut salah, takut dibully dan jutaan alasan lainnya. Bisa dibilang, ini termasuk salah satu “Pertanyaan Sejuta Umat” di dunia penulisan. Lalu, sebetulnya “Bagaimana caranya agar saya menjadi penulis?” Bagaimana tips atau kiatnya? 

Jawabannya sebetulnya sederhana saja. Jika ingin menjadi penulis maka harus mulai menulis. Namun, karena banyaknya pertanyaan itulah dan karena saya orangnya malas mengulang-ulang jawaban yang sama, maka saya akan coba tulis di sini jawabannya.

Langkah dan Cara Menjadi Penulis ala Jonru

Untuk menjadi penulis, yang harus Anda lakukan hanyalah satu hal: MENULIS!

Ya, sangat gampang, bukan? Menulislah!“

“Apa yang harus saya tulis?”

Mulailah menulis dengan tema atau topik yang paling Anda sukai, minati dan kuasai. Tulislah hal-hal yang paling dekat dengan keseharian Anda. Ini akan membuat Anda lebih lancar dalam menulis, sebab Anda SANGAT menguasai hal-hal yang sedang Anda bahas.

“Lalu saya harus menulis di mana?”

Ya, di mana saja. Di buku harian, di atas kertas, di handphone, di blog, di mana saja yang Anda inginkan.

“Bagaimana caranya?”

Menulis Secara Spontan

Cara menjadi penulis ala Jonru ini dimulai dengan menulis secara spontan. Secara bebas. Lupakan dulu semua aturan, kaidah dan sebagainya yang membelenggu pikiran. 

”Lho, bukankah untuk menulis itu ada teorinya? Ada kiatnya? Ada pedomannya? Ada panduannya? Ada rumusnya?” 

Ya, benar. Tapi semua itu bisa dipelajari sambil jalan. Yang penting, mulailah menulis secara spontan, secara bebas. Lupakan semua teori! Baca yang ini dulu deh (Dan jangan cuma dibaca. Harus dipraktekkan juga. Agar Anda makin paham maksudnya).

“Lalu, bagaimana caranya menjadi penulis produktif? Saya sering kehabisan ide dalam menulis.” 

Well, jadi begini...

Otak kanan dulu, baru otak kiri

“Apa maksudnya?”

Begini:

Otak kanan adalah otak yang penuh kreativitas, suka spontanitas, kebebasan sebebas-bebasnya, dan tak peduli pada aturan apa pun. Sementara otak kiri adalah otak yang suka menganalisis, berpikir, dan mempertimbangkan banyak hal.

Nah, banyak orang yang sulit dalam menulis, bingung harus mulai dari mana, bahkan mandek dalam menuangkan ide. Tahukah Anda apa sebabnya? Tak lain dan tak bukan karena mereka memulai menulis dengan otak kiri. Mereka menulis dengan penuh pertimbangan, penuh analisis, banyak berpikir, sehingga tulisan mereka tak jadi-jadi, bahkan kemungkinan besar belum mulai-mulai juga.

Yang lebih tragis, mereka telah mendapatkan (membaca atau mendengar) banyak TEORI DAN KIAT PENULISAN. Teori-teori tersebut memenuhi otak kiri dan menghantui proses kreatif mereka dalam menulis. Akibatnya, setiap kali mulai menulis, teori-teori tersebut terus-menerus menghantui mereka. Mereka pun semakin banyak berpikir, semakin banyak pertimbangan, semakin banyak analisis.

“Apakah tulisan yang saya buat ini sesuai dengan teori A? Apakah tulisan ini tidak bertentangan dengan teori B? Apakah tulisan saya ini ada landasan teorinya?”

Hmm ... ketahuilah sahabatku: 

Bila Anda mulai menulis dengan cara seperti itu, percayalah bahwa Anda tak akan pernah berhasil membuat satu tulisan pun!

Karena itulah, Anda perlu menerapkan rahasia terbesar yang saya tulis di atas:

“Otak kanan dulu, baru otak kiri”

Maksudnya:

Menulis dengan Penuh Kebebasan

Mulailah menulis dengan penuh kebebasan. Jangan hiraukan teori apa pun. Tuangkan semua ide Anda secara bebas, semau-mau Anda, sesuka-suka Anda. Jangan pikirkan apa pun kecuali satu hal: “Pokoknya tulisan ini harus selesai!”

Nah, bila Anda mulai menulis dengan cara seperti itu, maka itu adalah langkah yang benar, karena yang pertama kali Anda gunakan adalah otak kanan Anda. InshaAllah, proses menulis Anda akan sangat lancar, tulisan Anda pun bisa selesai dalam waktu singkat.

Setelah tulisan selesai, silakan istirahatkan otak kanan Anda. Sekarang saatnya beralih ke otak kiri. Biarkan dia bekerja. Ingatlah seabreg teori dan kiat penulisan yang telah Anda dapatkan.

Lalu mulailah berpikir untuk self editing. Misalnya : 

“Oh, paragraf dua ini sepertinya agah aneh, deh.”

“Kalimat yang ini, kok tidak sesuai EYD?”

“Penggambaran karakter tokoh yang saya buat, kok tidak sesuai dengan teori “kiat membangun karakter tokoh” yang baru kemarin saya baca?

“Opini yang saya tulis, kok terlalu lemah dan landasan teorinya kurang, ya? Apa perlu saya lengkapi lagi datanya?”

-Dan seterusnya dan seterusnya.  

Nah, ketika sedang menggunakan otak kiri inilah Anda bebas mengedit dan merevisi tulisan Anda. Permaklah ia sehingga lebih bagus, lebih berkualitas.

PANTANGAN TERBESAR:

Jangan biarkan otak kiri Anda ikut nimbrung ketika otak kanan Anda masih sibuk bekerja. Dengan kata lain, jangan mengedit atau merevisi tulisan Anda sebelum ia benar-benar selesai. Teruslah menulis sesuka Anda, dengan cara apa pun yang Anda inginkan. 

Proses editing atau revisi baru boleh dikerjakan bila tulisan Anda sudah selesai. Bila Anda membiarkan otak kiri masuk ketika otak kanan sedang bekerja, percayalah bahwa itu akan menyebabkan proses penulisan Anda menjadi lambat, bahkan mungkin mandek. Anda pun jadi bingung luar biasa.

Jadi kesimpulannya adalah, walau Anda memiliki banyak koleksi teori dan kiat penulisan, mohon agar menggunakannya secara tepat. Gunakan dia untuk otak kiri, bukan untuk otak kanan.

Percayalah! Otak kanan tidak membutuhkan teori apa pun! Setiap kali mulai menulis, biasakanlah untuk menggunakan otak kanan Anda terlebih dahulu. Inilah rahasia terbesar di bidang penulisan yang perlu kita ketahui bersama. Jadi, gampang sekali, bukan?

Akhir kata, saya ingin mengutip beberapa kata bijak, yang semoga bermanfaat bagi Anda:

Take Action Miracle Happens. No Action No Happens. Jadi, SEGERALAH BERAKSI. MENULISLAH SEKARANG JUGA!

Teori, kiat, dst bisa membuat Anda pintar, BUKAN AHLI. Keahlian datang dari PRAKTEK. Jadi SEGERALAH PRAKTEK. MENULISLAH SEKARANG JUGA!

Anda tidak harus menjadi hebat untuk memulai, tapi Anda harus memulai untuk menjadi hebat. Kalau Anda tidak mulai juga, lalu kapan akan jadi AHLI? Jadi SEGERALAH PRAKTEK. MENULISLAH SEKARANG JUGA! 

Semua penulis sukses pasti berawal dari BELAJAR MENULIS. Awalnya mereka bukan siapa-siapa. Mereka sukses karena mereka ACTION, berjuang tak kenal lelah, tidak mudah menyerah, fokus pada tujuan, dan penuh percaya diri.

Untuk menjadi dokter, Anda harus menjadi sarjana kedokteran dulu. Tapi untuk menjadi penulis, Anda tidak harus melakukan atau menunggu atau mendapatkan apapun. Yang perlu Anda lakukan hanyalah MULAI MENULIS!


Penutup

Sekian cara menjadi penulis ala Jonru. Semoga bisa mengispirasi semuanya untuk mulai menulis.


Profil Penulis 

Helwa Assyauqi adalah seorang perempuan yang mengaku sebagai pecinta hujan, senja dan langit malam. Hobinya menulis dan paling malas disuruh berbicara di depan khalayak. Lahir di Sukabumi tanggal 20 Mei. Bisa dihubungi via email noerabby.isyqu@gmail.com atau di akun media sosialnya dengan nama Helwa Assyauqi.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url